PELETAKAN BATU KEBERHASILAN
Ahad 20
Nopember 2016, merupakan moment bersejarah dalam perjalanan hidup saya.
Pasalnya moment tersebut merupakan moment yang sangat penting. Moment berisi
tentang pembangkit semangat bagi seorang yang masih memiliki nol kemampuan
menulis seperti saya. Kegiatan yang luar biasa itu dipenuhi oleh orang super,
pakar dan ahli dalam dunia kepenulisan sehingga saya pun pada akhirnya terbakar
atau kobong (Bahasa Ust. M. Husnaini) ingin segera mencurahkan isi kepala dalam
bentuk tulisan.
Memang sudah
sejak lama saya memiliki cita-cita menjadi seorang penulis, namun karena saya
tidak memiliki sama sakali jaringan dalam hal kepenulisan, sehingga sekuat
tenaga saya memberi motivasi pada diri saya untuk tetap memiliki cita-cita
menulis. Dalam hal kepenulisan, kalau bicara masalah tips dan teknik sudah
banyak berserakan di internet dan hampir semua sama yang dibicarakan. Namun,
bagi saya bukan tips dan teknik menulis yang hebat itu yang akan memacu saya
untuk bersemangat menjadi seorang penulis. Akan tetapi, iklim kepenulisan
itulah yang menjadi sangat mahal untuk didapatkan.
Barangkali
saya dapat menganalogikan kaitan dengan belajar menulis dengan belajar Bahasa
Inggris. Di kampung Inggris Pare, tempat saya tinggal, banyak didatangi oleh
pendatang dari berbagai kota dalam provinsi, luar provinsi, bahkan sampai luar
pulau. Mereka jauh-jauh datang dari luar kota atau luar pulau hanya untuk
belajar Bahasa Inggris. Jika dilihat materinya apakah berbeda antara Bahasa
Inggris di Pare dan di Bondowoso, di Pare dan di Banten, di Pare dan di Makasar
dan di berbagai tempat di tanah air? Jawabannya adalah tidak! Namun kenapa
mereka memilih berbondong-bondong untuk belajar Bahasa Inggrinya di Pare. Ada
apa dengan Pare? Ternyata mereka memiliki satu alasan yang sama yaitu iklim
atau admosfir yang sama.
Iklim atau
atmosfir menjadi alasan paling kuat bagi mereka datang ke Pare untuk belajar
Bahasa Inggris. Semangat untuk sama-sama belajar pada suatu hal dapat menjadi
motivasi pada yang lain. Satu sama lain dapat saling memotivasi (take dan give)
sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan masing-masing. Bagi mereka yang
kursus Bahasa Inggris di Pare, dipermudah dengan iklim Kampng Inggris yang
sudah mempunyai kebiasaan berbicara Bahasa Inggris. Di setiap rumah, warung,
toko, counter, mini market menggunakan Bahasa Inggris. Hampir setiap kaki
melangkah dapat dengan mudah ditemukan orang yang bisa diajak berbicara Bahasa Inggris.
Sama halnya
dengan yang saya rasakan. Bertahun-tahun saya mencari forum atau komunitas yang
aktifitasnya tulis menulis sangat sulit. Berbagai kegiatan jurnalistik mulai
yang sederhana hingga yang bertarif mahal pun juga pernah saya ikuti, wal hasil
saya tetap belum mampu membuat karya berupa buku yang bisa diterbitkan. Namun,
untuk nguri-nguri cita-cita dan keinginan untuk menulis supaya tidak luntur,
saya lampiaskan keinginan untuk menulis dalam bentuk tulisan di majalah
sekolah, di media sosial seperti facebook dan blog. Dan itu cukup membantu
saya, setidaknya tulisan yang pernah saya share akhirnya mendapat komentar dari
berbagai teman tentang apa yang saya tulis.
Dan kini
akhirnya saya menemukan jalannya. Melalui berteman di facebook dengan Ustadz M.
Husnaini, saya sering membaca tulisannya tentang motivasi menulis. Saya sering
mambaca tulisannya yang sangat menarik di face book. Sebenarnya saya berteman
dengan ustadz M. Husnaini sekitar awal tahun 2015, beliau sering share berbagai
hal tentang kepenulisan bahkan juga buku-buku yang berhasil diterbitkan. Sampai
pada suatu saat saya membaca statusnya yang akan membentuk komunitas penulis.
Namun, saya belum memberanikan diri untuk mengajukan gabung, karena saya merasa
belum memiliki tulisan yang layak. Selang beberapa waktu saya membaca statusnya
lagi, ternyata sudah membentuk komunitas SPN (Sahabat Pena Nusantara) dimana
yang boleh gabung adalah anggota yang sudah terdaftar. Sehingga saya semakin
tidak berani.
Sehingga pada
akhir bulan Agustus 2016 lalu, juga bertepatan awal masuk saya menjadi
mahasiswa S3 di UIN Maliki Malang saya memberanikan diri untuk bertanya kepada
Ustadz M. Husnaini, kalau misal ada pelatihan jurnalistik mohon saya dikabari. Kemudian
langsung mendapat balasan “jika berminat silahkan gabung di Kopdar yang akan
dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember 2016 di PP Darul Istiqamah Pakuniran
Maesan Bondowoso”. Spontan saya langsung menjawab “siap ustadz”. Pikir saya,
masak mahasiswa S3 tidak mampu membuat karya tulis, tidak memilki karya tulis
yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Dan akhirnya saya benar-benar akan
mengikuti kopdar di Bondowoso.
Persiapan pun
saya lakukan, khususnya mencari informasi berkaitan dengan lokasi yang akan di
tempati Kopdar. Mulai melacak lokasi melalui internet juga bertanya kepada
teman yang sudah pernah ke Jember atau Bondowoso, wal hasil saya mendapat
informasi yang cukup untuk menuju lokasi Kopdar yaitu di Pondok Pesantren Darul
Istiqamah. Perencanaan pemberangkatan saya siapkan dengan matang, walaupun pada
saat itu sebenarnya berbarengan dengan kegiatan di madrasah dan persarikatan yang
penting. Menurut saya kegiatan Kopdar jauh lebih penting tentu tidak hanya
untuk saya pribadi namun juga untuk orang-orang yang ada di sekitar saya.
Sehingga saya putuskan untuk lebih mementingkan kegiatan Kopdar.
Ternyata setelah
mengikuti kegiatan Kopdar apa yang saya rasakan benar terjadi. Kegiatan Kopdar
sungguh sangat luar biasa. Saya memang baru kenal dengan anggota maupun
pengurus komunitas tersebut, namun anehnya saya merasakan seperti sudah lama
kenal dengan mereka semua. Keakraban mengalir begitu saja antara saya dengan
anggota SPN yang lain. Dan saya heran dengan Komunitas SPN ini, anggota sangat
hiterogen. Berbagai profesi ada dalam komunitas tersebut. Dan yang paling saya
heran mereka semua tidak ada rasa gengsi atau jaim sedikitpun walaupun diantara
mereka terdapat Profesor, Doktor, Kiyai dan lainnya. Mereka sangat tawadhu’,
saling membantu, sama-sama belajar dan memiliki tujuan yang sama. Sungguh akan
sangat menyesal jika kemaren (Sabtu, 20 Nopember 2016) saya tidak join dengan
pada kegiatan tersebut, maka sungguh saya pasti akan menyesal sesesal sesalnya.
Iklim menulis
inilah yang sesungguhnya saya cari. Saya pernah mendengar dari seorang
motivator bahwa “cita-cita silahkan diceritakan kepada orang lain, karena
cita-cita akan lebih cepat sampai jika ada yang menagihnya”. Maka ini menjadi
spirit saya untuk mencari iklim yang tepat untuk mewujudkan cita-cita saya. Dan
ini juga menjadikan saya semakin mantab untuk bergabung dengan SPN yang memiliki
program untuk memacu seorang penulis pemula konsisten / istiqamah serta produktif
menulis untuk menghasilkan karya. Akhirnya semoga 20 Nopember 2016 di PP Darul
Istiqamah Pakuniran Maesan Bondowoso menjadi peletakkan batu keberhasilan bagi
saya untuk menuju keberhasilan-keberhasilan di masa akan datang. Aamiin.
Oleh: Agus Hariono
Pare, 21 Nopember 2016
Komentar
Posting Komentar