MENGINGAT MASA LALU

Ketika kita sedang merenung kadang banyak hal di masa lalu yang melintas dalam ingatan kita, baik itu hal yang lucu, menggembirakan sampai hal yang menyedihkan bahkan menyakitkan. Memori itu tanpa sengaja kadang muncul dengan sendirinya. Kadang juga kita yang sengaja mengingatnya karena rindu dengan masa-masa tersebut. Memang waktu tidak bisa sedetik pun terulang. Kita hanya mampu mengingatnya saja, itupun hanya sebatas yang kita ingat. Walalupun demikian tidak mengapa, kita bebas berpikir apa saja semau kita asal tidak menimbulkan kerusakan kepada aqidah kita.

Dalam berpikir kita harus sadar bahwa pikiran kita memang bebas ruang dan waktu. Artinya kita bisa memikirkan apa saja yang kita mau, di mana saja yang kita minta, dan kapan saja kita inginkan. Dalam posisi di dalam kelas kita bisa berfikir sedang di rumah, di kantor, di jalan, dan di mana saja dan kapan saja kita kehendaki. Namun seyogyanya kita harus bisa menempatkan porsi berpikir kita pada posisi yang tepat sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan pada saat itu. Misalnya kita shalat, maka fikiran kita harus fokus kepada Allah SWT.

Sebagai pembuktian bahwa pikiran kita bebas ruang dan waktu adalah ketika kita bebas mengingat masa lalu. Masa lalu yang kadang kita sangat rindu dengannya. Dan kadang juga tanpa sengaja kita mengingatnya. Misalnya saja apa yang penulis rasakan. Ketika masih duduk di bangku SMK penulis pernah diajar oleh seorang guru yang sangat ditakuti oleh seluruh siswa di SMK penulis. Bisa dibilang malaikat Maliknya SMK penulis. Ketika itu beliau sedang mengajar mata pelajaran CNC salah satu mata pelajaran pada jurusan mesin perkakas yang mempelajari tentang mesin otomatis pembuatan mur baut. Karena pelajaran itu sangat penting dan butuh perhatian yang lebih seluruh siswa. Maka beliau meminta kepada seluruh siswa untuk diam dan tenang memperhatikan pelajaran beliau. Namun, bukan siswa SMK jika disuruh diam langsung diam. Tapi justru siswa satu kelas hampir semuanya gaduh sehingga memancing emosi guru tersebut. Tidak pikir panjang sang guru pun teriak dan mengancam kepada siapa saja yang tetap gaduh untuk keluar kelas. Sambil emosi guru itu pun melanjutkan penjelasannya.

Guru penulis tersebut memang memiliki kebiasaan yang kurang baik. Beliau suka merokok di dalam kelas. Sehingga tidak salah jika para siswanya pun juga turut meniru perilakunya. Begitu juga ketika mengajar di dalam kelas waktu itu beliau mengajar juga sambil merokok dan biasanya biasanya pula, kapur untuk menulis berada di tangan kanan sedang rokok berada di tangan kanan. Pada waktu itu memang alat tulis untuk papan masih menggunakan kapur tentun berbeda dengan sekarang yang sudah konversi menggunakan spidol. Ketika itu terjadi persiwa yang sangat lucu membuat tertawa seluruh siswa dan seketika itu juga langsung diam seolah tertawa langsung ditelan. Hehehe..

Waktu kelas sedang gaduh, beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasanya. Beliua langsung berteriak dan memaki beberapa siswa yang tidak bisa diatur. Seketika itu kelas langsung hening tanpa suara. Semua mata terfokus menuju sang guru yang sangat disegani dan ditakuti oleh seluruh siswa satu sekolah. Tidak ada satu pun siswa yang berani berbicara. Ketika dalam kondisi semua hening dan fokus, ternyata tidak disangka konsentrasi sang guru pun juga goyah. Yang seharusnya dihisap adalah rokok ternyata ketika justru kapurnya yang dihisap dan rokoknya buat menulis. Seketika satu ruangan menggelegar tertawa melihat tingkah sang guru yang tidak fokus. Hahaha... Dan seketika itu pula semua diam. Karena mereka takut akan ada marah susulan dari sang guru.

Memori seperti di atas masih segar dalam ingatan. Karena peristiwa semacam itu akan masuk ke dalam long term memory (memori jangka panjang). Maka sampai tua pun tidak akan terlupakan. Sungguh sangat luar biasa otak pikiran memori manusia yang diciptakan oleh Allah. Betapa kita tidak bersyukur atas nikmat yang sangat indah ini. Kita bisa berpikir ke sana ke mari  dengan bebas tanpa ada satu pun orang yang mengetahuinya. Tanpa ada satupun orang yang yang bisa membatasi. Tanpa ada seorang pun yang bisa membatasi waktu kepada pikiran kita. Tentu hanya ketentuan-ketentuan dari Allah lah yang harus kita perhatikan untuk membentengi pikiran kita.

Benteng memang sangat diperlukan bagi kita agar terhindar dari pikiran-pikiran sesat. Sebebas-bebasnya kita berpikir tentu tetap memperhatikan kaidah-kaidah kebebasan berpikir dalam Islam misalnya kita dilarang berpikir terhadap Zat Illahi. Maka agar kita selamat iya kita gunakan pikiran kita sesuai dengan porsinya.

Melihat besarnya nikmat Allah ini sangat tidak pantas kita sebagai manusia bila tidak mensyukuri nikmat itu dengan menggunakan otak pikiran kita dengan elok dan bijak. Semua nikmat memang akan sangat mungkin diambil oleh yang punya kepan saja apabila tidak digunakan dengan benar. Untuk itu kita tidak ada salahnya merenungi sedikit nikmat keagungan Allah ini dengan kerendahan hati. Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELETAKAN BATU KEBERHASILAN

MEMBACA PIKIRAN ORANG