MENGEKSPLOR KEPERCAYAAN DIRI
Oleh Agus Hariono
Memiliki sikap percaya diri merupakan dambaan bagi setiap orang. Sehingga banyak di antara mereka yang rela mengeluarkan biaya puluhan juta untuk mengasah sikap percaya diri. Sikap percaya diri memang tidak bisa muncul dengan sendirinya. Sebagaimana sikap yang lain, sikap percaya diri juga perlu dilatih dan diasah.
Setiap orang menurut saya memiliki potensi untuk menjadi orang yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. Hanya saja sikap tersebut tidak mendapat ruang yang cukup untuk bisa dieksplorasi, alhasil sikap kepercayaan diri itu pun enggan untuk muncul. Seandainya ia mendapat ruang memadai yang memungkinkan sikap kepercayaan diri itu dikembangkan, bukan tidak mungkin orang tersebut akan memiliki sikap kepercayaan diri kuat dan tangguh.
Pengertian tentang percaya diri tentu masih sangat general, sedang secara spesifik kita bisa memasukan kepercayaan diri itu sesuai dengan konteks yang kita inginkan. Misalnya, kepercayaan diri untuk tampil di atas panggung, kepercayaan diri untuk mengatasi masalah, kepercayaan diri memutuskan sesuatu dan lain sebagainya. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal, tentu berlatih sejak menjadi penting untuk dilakukan.
Saya adalah orang yang dibesarkan di lingkungan keluarga—yang menurut saya—gampang minder, sehingga sedikit banyak itu juga berdampak kepada beberapa anggota keluarga, termasuk saya. Akibatnya, saya menjadi anak yang pemalu. Pemalu dalam segala hal. Melakukan apa pun malu. Sama sekali tidak memiliki kepercayaan diri. Jangankan sampai ujuk gigi tampil di atas panggung, berbicara dengan guru saja—saat di sekolah—malu.
Kondisi ini, menurut saya, tidak baik untuk perkembangan mental saya. Saya menjadi lambat untuk berkembang. Ingin mencoba ini, takut salah. Ingin mencoba itu, takut ditertawakan orang. Sehingga saya menjadi serba takut dan serba malu. Akhirnya, tidak berani mencoba. Karena tidak berani mencoba, maka tidak ada hal baru yang saya bisa pelajari. Dan saya pun menjadi terlambat perkembangannya dibanding dengan lainnya.
Tentu, dalam hal ini saya tidak menyalahkan siapa-siapa, karena orang tua, kakek dan buyut saya sudah melakukan segala daya dan upayanya untuk mendidik putra-putrinya agar menjadi manusia-manusia luar biasa yang tangguh, kokoh dan kuat. Adapun kekurangan dalam memberi ruang yang cukup untuk pendidikan putra-putrinya, agar menjadi orang yang memiliki kepercayaan diri yang kuat, itu soal ketidaktahuan dan keterbatasan biaya. Tapi, yang jelas, selain kekurangan ada pula kelebihan yang memotivasi saya sehingga saya untuk terus maju dan berkembang.
Sekali lagi, sikap percaya diri tidak bisa langsung muncul begitu saja, perlu ruang untuk berproses untuk mengeksplor sikap percaya diri tersebut. Ada orang berpendapat, untuk melatih munculnya kepercayaan diri, tempatkan mereka di lingkungan yang kompetitif. Sehingga mereka bisa mengekspresikan potensi dirinya secara maksimal, termasuk kepercayaan diri, untuk menghadapi persaingan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Kemudian ada pula yang mengatakan bahwa untuk memunculkan sikap percaya diri, harus memperbanyak jam terbang dalam latihan. Contoh sederhana, ketika ingin memiliki kepercayaan diri untuk berbicara di depan orang banyak (public speaker), maka harus diperbanyak latihan berbicara di depan orang banyak. Mustahil tanpa jam terbang tinggi orang kemudian langsung dengan percaya diri, lancar menyampaikan pidatonya. Orang yang sudah percaya diri dan lancar berbicara di depan sudah pasti mereka latihan berkali-kali.
Jadi, untuk menjadi seorang yang percaya diri dalam hal apa pun, pertama carikan ruang atau tempat yang cukup kompetitif. Berikan kesempatan atau tantangan sebanyak-banyaknya untuk berlatih dan mengeksplorasi potensi dalam dirinya. Selanjutnya berikan kesempatan untuk mempraktikkan sikap percaya diri sesuai yang diinginkan atau sesuai dengan kemampuan.
Wallahu a’lam!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELETAKAN BATU KEBERHASILAN

MEMBACA PIKIRAN ORANG